<$BlogRSDUrl$>

Thursday, July 15, 2004

Siapakah Kamu

Sore itu kami duduk di atas trotoar yang masih basah. Siang tadi memang hujan deras sekali. Di dekat trotoar itu ada pohon yang cukup besar. Entah apa namanya. Daun-daun kuning bertebaran di atas trotoar. Mungkin karena tadi siang ada angin dan hujan lebat. Kami bertujuh duduk melingkar di atas trotoar yang masih basah bersama daun-daun kuning yang berserakan di sana-sini. Kami membicarakan banyak hal. Salah satunya tentang kamu, Mini. Ada yang bilang kunci sepadamu rusak karena dibanting oleh kakakmu. Kakakmu memang nakal tapi ada yang bilang kamu juga nakal. Benarkah kamu nakal, Mini ? Kau sering bertengkar dengan Kakakmu?
Oh ya bagaimana kabar kaktusmu? Apakah kau masih menyiramnya setiap minggu ? Apakah ibumu masih benci dengan tanaman berduri itu? Benarkah kau memilih memelihara kaktus hanya karena dia tidak butuh banyak air sehingga kau tidak perlu repot-repot mengangkat ember berisi untuk menyiramnya setiap pagi dan sore hari?
Mungkin kakakmu memang suka iseng. Aku tidak yakin kalau dia merusak kunci sepedamu hanya gara-gara kaktus ? Apakah dia juga benci kaktus atau dia hanya mencari-cari alasan untuk mengusilimu?
Mini…. Ada yang bilang walaupun sering bertengkar tapi sebenarnya kalian saling menyayangi. Kau selalu memberikan lauk daging kepada kakakmu. Kakakmu juga selalu membelikanmu kembang gula berwarna merah setiap kali pulang dari sekolah.
Kata kakakmu, kau suka warna merah. Benarkah itu, Mini? Tapi… Mengapa kau marah-marah dan ngambek ketika rok hitammu dicat merah oleh kakakmu. Ya sepertinya kau memang suka warna hitam. Kau sangat benci warna merah yang telah mendominasi rumahmu. Aku tahu, ibumu suka warna merah. Aku juga tahu, kau jengkel dengan ibumu yang selalu memilih wrana merah setiap kali membeli perabot rumah tangga. Aku tahu dirumahmu tidak ada warna selain merah. Dinding, lantai, jendela, pintu dan langit-langit rumah semua berwarna merah. Ah pasti sangat tidak nyaman tinggal di ruangan yang semuanya berwarna merah. Mungkin terasa panas dan …. Ah mungkin itulah yang menyebabkan keluargamu dan kamu sendiri sering bertengkar dan saling marah hanya gara-gara hal-hal yang sangat sepele.
Mini… kau masih muda kan ? Kalau boleh aku menebak, kau tidak akan lebih dari 20 tahun. Kalaupu lebih paling 21 atau 22. Ada yang bilang kau lahir tahun 80, 1980. Tahun monyet. Tahun 2004 ini juga tahun monyet, monyet merah…. Tapi mengapa kau benci warna merah…
Sepertinya kau suka warna merah. Kau jadi tidak suka warna merah karena ibumu yang sudah keterlaluan dengan warna merah. Mungkin sekali kau sudah bosan dan muak dengan warna merah. Tapi…. Mengapa kau lari ke warna hitam, sampai pakai cadar segala ? Kau balut tubuhmu dengan kain hitam dari ujung kepala sampai jari-jari kaki.
Ah kalau terus-terusan bercadar seperti itu aku tidak bisa mengenalimu. Kalaupun kita berhadapan, aku tidak bisa mengenalimu samapi kau berbicara. Suara dan caramu berbicara tidak akan pernah aku lupakan. Dan tidak akan ada orang lain yang bisa menirukannya.
Dulu aku selalu bisa dengan segera mengenalimu hanya dengan melihat kumismu. Ha ha ha mungkin kau akan bilang aku berlebihan. Ya begitulah kenyataannya. Kau boleh percaya, boleh tidak.
Oh ya kapan kau berangkat ke Medan? Sudah mantapkah kau dengan pilihan kerjamu itu? Kau siap hidup di Medan sementara kakak dan ibumu di sini? Kau benar-benar siap meninggalkan mereka ? Ah ya kau mungkin lebih senang hidup tanah kelahiranmu.
Kau tentu sangat rindu dengan bapak. Ah…. Tapi aku tidak begitu yakin kalau kau merindukan bapakmu. Dulu kau pernah bercerita bahwa kau juga sering bertengkar dengan bapakmu. Bapakmu memakasamu masuk fakultas kedokteran tapi kau ngotot… kau tidak mau menuruti keinginan bapakmu. Kau tidak mau menjadi dokter.
Sekarang kau baru menyesal. Sekarang kau ingin menjadi dokter; menjadi penolong orang sakit. Apalagi mereka yang tidak punya uang untuk berobat ke dokter atau sekedar beli obat murahan. Ah sudahlah…. Aku hanya bisa menduga-duga. Aku tidak tahu seperti apa sebenarnya.
Yang pasti kunci sepedamu -kalau tidak salah- sudah diperbaiki oleh kakakmu sendiri. Dia telah merasa bersalah.
Jadi, masalahnya sudah selesai kan?! Kan kuncinya sudah bisa dipakai seperti semula…. Ya nggak ?! iya dong. Tapi mengapa kau masih ngambek?

This page is powered by Blogger. Isn't yours?